KASUS PENYIMPANGAN AUDITOR
PADA KASUS ENRON
A.
PRFIL
ENRON COORPORATION
Enron Coorporation didirikan
pada tahun 1985. Enron Corporation adalah sebuah perusahaan energi Amerika yang
berbasis di Houston, Texas, Amerika Serikat. Enron merupakan hasil
merger antara perusahaan Houston Natural
Gas dan InterNorth, sebuah perusahaan pipa di Nebraska. Pada
saat itu, Enron dipimpin oleh Kenneth Lay sebagai
CEO dan hanya berkecimpung dalam industri pipa gas.
Enron Coorporation yang
merupakan perusahaan yang bergerak di bidang energi tersebut melakukan
penjualan listrik dengan menggunakan harga pasar pada awal tahun 1990. Adanya
hasil Kongres Amerika Serikat yang memutuskan untuk melakukan deregulasi
penjualan gas alam telah menyebabkan Enron mengalami peningkatan pendapatan
yang signifikan. Enron merupakan penjual gas alam terbesar pada tahun 1992 di
Amerika Utara, kontrak penjualan gas Enron menghasilkan laba sebelum pajak
sebesar $122 juta, dan merupakan penyumbang kedua terbesar dalam laba usaha
perusahaan.
Dalam upaya untuk memperluas pertumbuhan
bisnis perusahaan, Enron menerapkan strategi bisnis diversifikasi. Perusahaan
tersebut memiliki dan mengoperasikan berbagai aset meliputi gas pipelines,
electricity plants, pulp and paper plants, water plants, dan broadband
services.
Perkembangan pesat Enron telah menyebabkan harga saham
perusahaan tersebut mengalami kenaikan sebesar 311% dari awal tahun 1990 sampai
akhir tahun 1998. Pada tahun 1999 harga saham mengalami kenaikan sebesar 56%
dan pada tahun 2000 sebesar 87%. Harga saham per lembar perusahaan adalah
sebesar $83.13. Dari hasil survey majalah Fortune tentang “Most Admired
Company”, Enron dinobatkan sebagai “the Most Innovative Company” di Amerika.
B.
PROFIL
KAP ATHUR ANDERSSEN
KAP Arthur Andersen adalah perusahaan jasa akuntansi yang berbasis di Chicago, Illinois, Amerika Serikat. Perusahaan ini didirikan oleh Arthur Andersen pada tahun 1913. Kantor Akuntan
Publik tersebut termasuk dalam “The
Big Five”bersama dengan Pricewaterhouse Coopers, Deloitte, Ernst & Young, dan KPMG. Arthur Andersen menjadi
auditor eksternal Enron sekaligus konsultan manajemennya dengan bayaran $5 juta
untuk biaya audit dan $50 juta untuk biaya konsultasi. Hal inilah yang
menyebabkan konflik kepentingan ditubuh Arthur Andersen sendiri, karena
pembayaran atas jasa yang dilakukannya terlampau besar, sehingga memunculkan
kurangnya independensi dalam proses pengauditan laporan keuangan Enron. Sehingga, pada tahun 2002 perusahaan ini secara sukarela menyerahkan izin
praktiknya sebagai Kantor Akuntan Publik setelah dinyatakan bersalah dan
terlibat dalam skandal Enron dan menyebabkan 85.000 orang kehilangan pekerjaannya.
C.
SKANDAL
AKUNTANSI ENRON COORPORATION
Selama proses merger antara Houston Natural
Gas dan Internorth,
EnronCoorporation mempunyai hutang yang cukup besar. Tahun 1987 Enron
memiliki hutang sampai dengan 75% dari nilai pasar saham.
Pemerintah US menghapuskan beberapa
peraturan yang mengarahkan pada harga tetap energi. Dampaknya harga minyak
menjadi berfluktuasi dan membuat pasar gas berisiko tinggi baik dari sisi
pembeli maupun penjual. Produsen minyak yang kecil mengalami kesulitan dalam
meningkatkan dana eksploitasi dan pengeboran karena adanya risiko pasar.
Untuk mengatasi hutang tersebut, Kenneth
Lay berkonsultasi padaMc.Kinsey&Co. Mc.Kinsey
pada saat itu menugaskan konsultannya Jeffrey Skilling.Tahun
1989, Kenneth Lay mempekerjakan Jeffrey Skilling untuk menjadi kepala
departemen keuangan Enron.
Enron memiliki ide inovatif dengan
memediasi antara pembeli dan penjual yang diharapkan dapat mengurangi
risikonya. Enron menawarkan kontrak pada penjual untuk membeli minyak mereka
dengan harga tetap dalam beberapa tahun dan kontrak pada pembeli dengan harga
minyak yang sama ditambah nilai keuntungan untuk Enron.
Jeffrey Skilling kemudian
memutuskan untuk mengaplikasikan ide perdagangan Enron ke komoditi lainnya. Ia
membuat kontrak jangka panjang di bidang perlistrikan, batu bara, pulp kertas,
alumunium, baja, obat-obatan, kayu, air, broadband, dan plastik. Diperhitungkan
terdapat 1.800 produk yang ditangani.
Dengan menjadikan gas sebagai objek jual
beli, Enron perlahan-lahan mulai bangkit. Selama perjalanan ini, Jeff Skilling
diangkat sebagai COO Enron dan merekrut berbagai karyawan-karyawan yang unggul
dalam future/derivative. Dalam perekrutan tersebut, Jeff Skilling
merekrut Andrew Fastow tahun 1990, Andrew adalah seorang ahli
keuangan, untuk membantu dalam menjalankan bisnis. Mereka meminta ijin
pada komisi sekuritas dan perdagangan U.S. untuk menggunakan metode “nilai
pasar” atas kontrak. Sehingga, yang dilaporkan adalah aset berdasarkan nilai
pasar.
Enron mengalami permasalahan pada
awalnya. Karena untuk memasuki banyak pasar perdagangan memerlukan
sejumlah uang untuk membiayai infrastruktur, transportasi, gudang, dan
pengiriman komiditas. Namun, jika Enron mengambil sejumlah hutang yang besar,
kemungkinan akan membuat pembeli atau penjual menjadi ragu untuk bekerjasama.
Tingginya hutang juga dapat mengakibatkan penurunan investasi dan memicu bank
menarik dananya. Untuk mengatasi permasalahan, Enron mencoba mencari dana
pinjaman tanpa melaporkannya dalam laporan keuangan.
Andrew Fastow membuat ide untuk
menggunakan nilai kelebihan kontrak sebagai
pendapatan. Andrew dan KAP Arthur Anderson bekerjasama dan
menyiapkan serial limited partnership (perusahaan rekanan
terbatas) yang disebut “Special Purpose Entities”.
Aturan akuntansi memungkinkan bahwa
perusahaan dapat tidak mencantumkan special purpose entities pada laporan
keuangan, asalkan terdapat suatu pihak yang dapat mengontrol
penyelenggaraannya serta memiliki setidaknya 3 persen nilai special purpose
entity.
Pada tahun 1999, Enron mendirikan 3 SPE
yaitu Chewco Investment LP, LJM Cayman LP, dan LJM 2 Cp-Investment. Tahun 2000
Enron mengumumkan bahwa perusahaannya berhasil memperoleh pendapatan bersih
setelah pajak sebesar $1.01 Milyar. Selanjutnya Enron menempatkan sahamnya
sebesar $62 juta kedalam 3 SPE tersebut.
Entitas untuk tujuan khusus ini kemudian
mengajukan sejumlah besar hutang dengan saham Enron sebagai penjaminnya. Uang
yang dipinjam ini diakui sebagai pembelian nilai lebih kontrak dan dicatat
sebagai uang “pendapatan penjualan” meskipun sebenarnya adalah hutang. Entitas
ini juga mengambil alih sejumah besar hutang Enron. Andrew Fastow
juga nama fiktif seperti “Chewco, Jedi, Talon, Condor, dan Raptor” dan yang
lainnya dengan membayarkan milyar-an dolar sebagai gaji dan pendapatan atas 3
persen kepemilikan entitas.
Karena tidak dilaporkan, maka pemegang
saham percaya bahwa Enron tidak mengalami lonjakan hutang. Mereka juga percaya
bahwa Enron menghasilkan lagi yang baik serta mengalami peningkatan tiap
tahunnya.
Sheron Wattkins, wakil presiden
yang bekerja di Enron mulai 1993. Dia menyadari bahwa meskipun harga saham
cukup tinggi sehingga nilai lebih dapat digunakan untuk menutupi hutang entitas
khusus, namun ia tahu bahwa ketika harga saham turun akan memicu tidak solvabelnya
entitas dan mengembalikan hutang pada laporan keuangan Enron.
Setelah pertengahan tahun 2001,
harga saham Enron menurun dari nilai tertingginya $80 per saham. Akuntan Enron
berusaha menarik kembali hutang dan aset pada entitas khusus. Sheron Watkins
khawatir akan peningkatan risiko.
Pada Juli 2001 harga saham jatuh ke
nilai $47 per saham. Jeffrey Skilling secara tiba-tiba mengundurkan
diri sebagai president dan CEO dengan alasan pribadi. Sherron Watikins pada 22
Agustus secara pribadi menemui Kenneth Lay dan bagian hukum dan
mengirimkan enam halaman surat yang menjelaskan ketidakberesan terkait entitas
khusus dan memperingatkan mereka yang kemudian ia sebut kecurangan
akuntansi the worst accounting fraud I had ever seen. Namun
demikian Lay dan pengacaranya hanya diam saja. Ia malah mengumumkan pada
pekerja dan investor bahwa pertumbuhan Enron di masa mendatang baik, dan
menganjurkan pada investor untuk terus menanamkan saham di Enron.
Lebih parahnya
lagi, Kenneth Lay dan eksekutif lainnya menjual secara diam-diam
saham mereka. Sheron Watkins juga mengontak temannya di Arthur
Anderson untuk mendiskusikan permasalahannya pada kepala auditor, namun tidak
dilakukan temannya itu.
Ketika Watkins berusaha agar perusahaan
mengambil tindakan, saham Enron terus merosot. Pada 12 Oktober 2001, Enron
mengumumkan mengambil alih hutang dan aset entitas khusus, hal ini
menurunkan $544 juta atas laba dan mengurangi nilai ekuitas pemegang saham
dengan $1.2 milyar. Seminggu berikutnya, 22 Oktober, komisi sekuritas mengumumkan
akan menginvestigasi entitas tujuan khusus Enron. Hari
berikutnya, Andrew Fastow diberhentikan.
Pada tanggal 8 November 2001,
Enron mengumumkan akan melaporkan ulang semua laporan keuangan sejak tahun
1997. Laporan ulang tersebut diperkirakan menurunkan ekuitas pemegang saham
sebesar $2.1 milyar dan meningkatkan hutang $2.6 juta.
Sehingga terjadinya
penurunan nilai rating investasi perusahaan yangdisebabkan hutangnya yang terlalu besar, yang
sebelumnya tidak tercatat dalam neraca (off balance sheet) kemudian
diklasifikasikan ulang sehingga tercatat dalam neraca (on balance sheet).
Hutangnya tidak hanya sebesar $13 juta tetapi bertambah hingga sebesar $38
juta. Klasifikasi ulang dilakukan karena terdapat banyak special purpose entity (SPEs) dan kerjasama yang tidak tercatat dalam neraca
yang memiliki banyak hutang. Sehingga terjadi ketidakcocokan saat dilakukan
konsolidasi ulang yang kemudian menyebabkan nilai ekuitas perusahaan jatuh.
Dibandingkan dengan harga saham Enron
pada bulan Agustus 2000 yang masih berharga US$ 90 per lembar, jatuh hingga
tidak lebih dari US$ 45 sen. Artinya harga saham Enron terjungkal hingga
tinggal satu per dua ratus, dan perusahaan kolaps atas kebangkrutan.
Simpanan dana pensiun $1 miliar milik 7.500 karyawan
amblas karena manajemen Enron menanamkan dana tabungan karyawan untuk membeli
sahamnya sendiri. Pelaku pasar modal kehilangan US$ 32
miliar. Enron Memanipulasi angka-angka laporan keuangan agar tampak
menarik di mata investor dan dianggap memiliki kinerja yang baik. Tak
tanggung-tanggung, manajemen Enron telah menggelembungkan (mark
up) pendapatannya sebesar US$ 600 juta, dan
telah menyembunyikan utangnya sebesar US$ 1,2 miliar dengan teknik
off-balance sheet.
D.
KETERLIBATAN
KAP ATHUR ANDERSEN
KAP Arthur Andersen selain mengaudit laporan
keuangan Enron, juga sebagai konsultan manajemen Enron. Ketika Andrew
Fastow membuat ide untuk menggunakan nilai kelebihan kontrak sebagai
pendapatan. KAP Arthur Anderson bekerjasama dan menyiapkan
serial limited partnership yang disebut Special
Purpose Entities.
Entitas untuk tujuan khusus ini kemudian
mengajukan sejumlah besar hutang dengan saham Enron sebagai penjaminnya. Uang
yang dipinjam ini diakui sebagai pembelian nilai lebih kontrak dan dicatat
sebagai uang “pendapatan penjualan” meskipun sebenarnya adalah hutang. Entitas
ini juga mengambil alih sejumah besar hutang Enron.
Para pemegang saham percaya bahwa Enron
tidak mengalami lonjakan hutang, karena hal ini tidak dilaporkan ke publik.
Mereka percaya bahwa Enron menghasilkan lagi yang
baik dan mengalami peningkatan tiap tahunnya. Hal ini juga
dikuatkan dengan pernyataan KAP Arthur Anderson bahwa laporan Enron
adalah akurat.
Board of
Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur
non eksekutif) membiarkan kegiatan-kegiatan bisnis tertentu mengandung unsur
konflik kepentingan dan mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan
informasi yang hanya bisa di akses oleh pihak dalam perusahaan (insider
trading), termasuk praktek akuntansi dan bisnis tidak sehat sebelum hal
tersebut terungkap kepada publik.
Melakukan mark up pada
pendapatan dan menyembunyikan utangnya senilai itu tentu tidak bisa dilakukan
oleh sembarangan orang. Diperlukan keahlian “akrobatik” yang tinggi dari para
professional yang bekerja pada atau disewa oleh Enron untuk menyulap
angka-angka. Auditor Enron, KAP Arthur Andersen kantor Huston (Kantor
Akuntan Publik kelas dunia), dipersalahkan karena ikut membantu proses rekayasa
keuangan tingkat tinggi itu, sehingga manipulasi ini telah berlangsung selama
bertahun-tahun.
Perlu diketahui, Enron merupakan salah satu
perusahaan besar pertama yang melakukan outsourcing secara total atas fungsi
internal audit perusahaan, hal ini dapat dilihat dari :
1.
Mantan Chief
Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula adalah partner KAP
Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik perusahaan.
2.
Direktur
keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.
3.
Sebagian
besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen.
Lebih jelasnya, pada awal tahun 2001 patner
KAP Andersen melakukan evaluasi terhadap kemungkinan mempertahankan atau
melepaskan Enron sebagai klien perusahaan, mengingat resiko yang sangat tinggi
berkaitan dengan praktek akuntansi dan bisnis enron. Dari hasil evaluasi di
putuskan untuk tetap mempertahankan Enron sebagai klien KAP Andersen.
Salah seorang eksekutif Enron (Sherron
Watkins) di laporkan telah mempertanyakan praktek akunting perusahaan yang
dinilai tidak sehat dan mengungkapkan kekhawatiran berkaitan dengan hal
tersebut kepada CEO dan partner KAP Andersen pada pertengahan 2001.
CEO Enron menugaskan penasehat hukum
perusahaan untuk melakukan investigasi atas kekhawatiran tersebut tetapi tidak
memperkenankan penasehat hukum untuk mempertanyakan pertimbangan yang
melatarbelakangi akuntansi yang dipersoalkan. Hasil investigasi oleh penasehat
hukum tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada hal-hal yang serius yang perlu
diperhatikan.
Pada tanggal 16 Oktober 2001, Enron
menerbitkan laporan keuangan triwulan ketiga. Dalam laporan itu disebutkan
bahwa laba bersih Enron telah meningkat menjadi $393 juta, naik $100 juta
dibandingkan periode sebelumnya. CEO Enron, Kenneth Lay, menyebutkan bahwa
Enron secara berkesinambungan memberikan prospek yang sangat baik. Ia juga
tidak menjelaskan secara rinci tentang pembebanan biaya akuntansi khusus
(special accounting charge/expense) sebesar $1 miliar yang sesungguhnya
menyebabkan hasil aktual pada periode tersebut menjadi rugi $644 juta.
Para analis dan reporter kemudian mencari
tahu lebih jauh mengenai beban $1 miliar tersebut, dan ternyata berasal dari
transaksi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh CFO
Enron.
Pada tanggal 2 Desember 2001 Enron
mendaftarkan kebangkrutan perusahaan ke pengadilan dan memecat 5000 pegawai.
Pada saat itu terungkap bahwa terdapat hutang perusahaan yang tidak di laporkan
senilai lebih dari satu milyar dolar. Dengan pengungkapan ini nilai investasi
dan laba yang di tahan (retained earning) berkurang dalam jumlah yang
sama.
Enron dan KAP Andersen dituduh telah melakukan
kriminal dalam bentuk penghancuran dokumen yang berkaitan dengan investigasi
atas kebangkrutan Enron sehingga terjadi penghambatan terhadap proses
peradilan.
E.
AKHIR
DARI KASUS ENRON DA KAPA ATHUR ANDERSEN
Pada tanggal 2 Desember 2001 Enron mendaftarkan
kebangkrutan perusahaan ke pengadilan dan memecat 5000 pegawai. KAP Andersen
diberhentikan sebagai auditor enron pada pertengahan juni 2002. sementara KAP
Andersen menyatakan bahwa penugasan Audit oleh Enron telah berakhir pada saat
Enron mengajukan proses kebangkrutan pada 2 Desember 2001.
CEO Enron, Kenneth Lay mengundurkan diri
pada tanggal 2 Januari 2002 akan tetapi masih dipertahankan posisinya di dewan
direktur perusahaan. Pada tanggal 4 Pebruari Mr. Lay mengundurkan diri dari
dewan direktur perusahaan.
Tanggal 28 Pebruari 2002 KAP Andersen
menawarkan ganti rugi 750 Juta US dollar untuk menyelesaikan berbagai gugatan
hukum yang diajukan kepada KAP Andersen.
Pemerintahan Amerika (The US General
Services Administration) melarang Enron dan KAP Andersen untuk melakukan
kontrak pekerjaan dengan lembaga pemerintahan di Amerika. KAP
Andersen terus menerima konsekwensi negatif dari kasus Enron berupa kehilangan
klien, pembelotan afiliasi yang bergabung dengan KAP yang lain dan pengungkapan
yang meningkat mengenai keterlibatan pegawai KAP Andersen dalam kasus Enron.
Tanggal 14 Maret 2002 departemen kehakiman
Amerika memvonis KAP Andersen bersalah atas tuduhan melakukan penghambatan
dalam proses peradilan karena telah menghancurkan dokumen-dokumen yang sedang
di selidiki.
Tanggal 22 Maret 2002 mantan ketua Federal
Reserve, Paul Volkcer, yang direkrut untuk melakukan revisi terhadap praktek
audit dan meningkatkan kembali citra KAP Andersen mengusulkan agar manajeman
KAP Andersen yang ada diberhentikan dan membentuk suatu komite yang diketuai
oleh Paul sendiri untuk menyusun manajemen baru. Tanggal 26
Maret 2002 CEO Andersen mengundurkan diri dari jabatannya.
Tanggal 8 April 2002 seorang partner KAP
Andersen, David Duncan, yang bertindak sebagai penanggungjawab audit Enron
mengaku bersalah atas tuduhan melakukan hambatan proses peradilan dan setuju
untuk menjadi saksi kunci dipengadilan bagi kasus KAP Andersen dan Enron. Tanggal
9 April 2002 Jeffrey mengumumkan pengunduran diri sebagai presiden dan Chief
Opereting Officer Enron yang berlaku efektif 1 Juni 2002. Tanggal 15 Juni 2002 juri federal di Houston menyatakan KAP
Andersen bersalah telah melakukan hambatan terhadap proses peradilan.
Setelah Kasus Enron terkuak oleh publik,
hal ini menyebabkan dicabutnya izin KAP Arthur Andersen oleh Otoritas Keuangan
Amerika Serikat. Dan tidak lama setelah kasus ini, terjadi juga kasus serupa
seperti Tyco, Global Crossing, WorldCom, Xerox Corp, dll. Yang mana semua
kejadian tersebut mencemarkan nama baik profesi akuntan public yang seharusnya
independen. Atas dasar tersebut, Parlemen Amerika Serikat pada tanggal 23
Januari 2001 mengeluarkan ketentuan di bidang jasa akuntan publik yang terkenal
sebagai Sarbanes Oxley Act.
F. ANALISA KASUS
Menurut teori fraud ada 3 komponen utama yang menyebabkan
orang melakukan kecurangan, menipulasi, korupsi dan sebangsanya (prilaku tidak
etis), yaitu
1.
opportunity;
2.
pressure;
3.
dan rationalization,
ketiga hal tersebut akan dapat kita hindari melalui
meningkatkan moral, akhlak, etika, perilaku, dan lain sebagainya, karena kita
meyakini bahwa tindakan yang bermoral akan memberikan implikasi terhadap
kepercayaan publik (public trust).
Praktik bisnis Enron yang menjadikannya bangkrut dan
hancur serta berimplikasi negatif bagi banyak pihak.Pihak yang dirugikan
dari kasus ini tidak hanya investor Enron saja, tetapi terutama karyawan Enron
yang menginvestasikan dana pensiunnya dalam saham perusahaan serta investor di
pasar modal pada umumnya (social impact). Milyaran dolar kekayaan investor
terhapus seketika dengan meluncurnya harga saham berbagai perusahaaan di bursa
efek. Jika dilihat dari Agency Theory, Andersen sebagai KAP telah menciderai
kepercayaan dari pihak stock holder atau principal untuk memberikan suatu
fairrness information mengenai pertanggungjawaban dari pihak agent dalam
mengemban amanah dari principal. Pihak agent dalam hal ini manajemen Enron
telah bertindak secara rasional untuk kepentingan dirinya (self interest
oriented) dengan melupakan norma dan etika bisnis yang sehat. Lalu apa yang dituai
oleh Enron dan KAP Andersen dari sebuah ketidak jujuran, kebohongan atau dari
praktik bisnis yang tidak etis? adalah hutang dan sebuah kehancuran yang
menyisakan penderitaan bagi banyak pihak disamping proses peradilan dan
tuntutan hukum.
G.
DAMPAK AKIBAT KASUS ENRON
DAN KAP ANDERSEN
Kasus ini memberikan dampak di Amerika bahkan di
Indonesia.
Seperti yang saya kutip dari sumber yang sama (blog yang
Diposkan oleh Dr. Dedi Kusmayadi, SE., M.Si., Ak di 04:47), kasus ini mempunyai
implikasi terhadap pembaharuan tatanan kondisi maupun regulasi praktik bisnis
di Amerika Serikat antara lain :
Pemerintah AS menerbitkan Sarbanes-Oxley Act (SOX) untuk
melindungi para investor dengan cara meningkatkan akurasi dan reabilitas
pengungkapan yang dilakukan perusahaan publik. Selain itu, dibentuk pula PCAOB
(Public Company Accounting Oversight Board) yang bertugas:
a.
Mendaftar KAP yang
mengaudit perusahaan public
b.
Menetapkan atau mengadopsi
standar audit, pengendalian mutu, etika, independensi dan standar lain yang
berkaitan dengan audit perusahaan public
c.
Menyelidiki KAP dan
karyawannya, melakukan disciplinary hearings, dan mengenakan sanksi jika perlu
d.
Melaksanakan kewajiban
lain yang diperlukan untuk meningkatkan standar professional di KAP
e.
Meningkatkan ketaatan
terhadap SOX, peraturan-peraturan PCAOB, standar professional, peraturan pasar
modal yang berkaitan dengan audit perusahaan publik.
H.
KESIMPULAN
1. Cepat atau lambat sebuah persekongkolan dalam suatu perusahaan pasti akan
terbongkar. Kebohongan hanya bisa ditutupi secara permanen apabila si pelaku
mampu secara permanen dan terus-menerus melakukan kebohongan lainnya. Dalam
sebuah sistem terbuka seperti organisasi Enron, sulit untuk melakukan
kebohongan itu secara terus-menerus, karena pelaku organisasi dalam tubuh Enron
datang silih berganti. Dalam kasus Enron, seorang eksekutif yang berani telah
membongkar semua persekongkolan itu.
2. Kasus-kasus kejahatan ekonomi tingkat tinggi selalu saja mengorbankan
kepentingan orang banyak. Segelintir petinggi Enron dan sejumlah pihak yang
tahu betul dan ikut merekayasa permainan ini, tentulah menerima manfaat
keuangan dalam jumlah besar secara tidak etis. Keserakahan segelintir
profesional yang memanfaatkan ketidaktahuan dan keawaman banyak orang telah
menyimpan bencana yang mencelakakan banyak pihak: ribuan pekerja, pemegang
saham, para pemasok, kreditor, dan pihak-pihak lainnya.
3. Terbongkarnya praktek persekongkolan tingkat tinggi ini menjadi bukti
bahwa praktek bisnis yang bersih dan transparan akan lebih langgeng
(sustainable). Prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik (good corporate
governance), saat ini boleh jadi menjadi cibiran di tengah situasi yang serba
semrawut. Tetapi berusaha secara transparan, fair, akuntabel, seraya menjaga
keseimbangan lingkungan, kiranya merupakan sikap yang lebih bertanggung jawab.
Di Amerika Serikat yang menerapkan standar transparansi sangat ketat sekalipun,
banyak pihak masih kecolongan. Perusahaan-perusahaan yang sahamnya
diperdagangkan di pasar modal diharuskan memenuhi persyaratan pembeberan (disclosure)
yang luar biasa ketat. Karena itu, bangkrutnya Enron yang diduga melakukan
window dressing merupakan kasus yang mempermalukan banyak pihak; bukan saja
otoritas pasar modal, tapi juga kaum profesional, politisi, hingga presiden.
4. Apabila auditor dapat bekerja dengan penuh kehati-hatian, manipulasi yang
dilakukan manajemen dapat dibongkar dan kerugian perusahaan dapat dicegah lebih
dini. Hilangnya objektivitas dan independensi seorang auditor dapat menimbulkan
penyimpangan dan kecurangan, saat itu hilanglah eksistensi profesi auditor.
Dari penjelasan kasus Enron diatas, ada 3 hal yang harus dicermati, yaitu
a.
opportunity;
b.
pressure;
c.
dan rationalization;
Dengan adanya ketiga hal
ini, menurut saya kasus enron timbul, karena denga adanya 3 hal tersebut, menyebabkan
berbagai masalah terjadi, mulai dari korupsi, kolusi serta nepotisme.
Praktik bisnis Enron yang
menjadikannya bangkrut dan hancur serta berimplikasi negatif bagi banyak pihak,
terutama karena tidak adanya transparansi dan independensi dari pihak manajemen
maupun akuntan publik. Pihak yang dirugikan dari kasus ini tidak hanya investor
Enron saja, tetapi terutama karyawan Enron yang menginvestasikan dana
pensiunnya dalam saham perusahaan serta investor di pasar modal pada umumnya
(social impact).
Dengan kejadian ini, yang
seharusnya dilakukan sebuah perusahaan adalah membagi dan menempatkan SDM bukan
hanya dari kemampuannya tetapi juga harus dilihat dari kepribadiannya agar
etika dalam bisnis dan profesi akuntansi dapat berjalan sesuai dengan aturan yang
berlaku.