Tuesday 14 August 2018

KASUS WORLDCOM

Bagaimana mungkin sebuah perusahaan yang besar mengalami kebangkrutan? Mungkin itu adalah hal yang pertama akan ditanyakan apabila mengetahui sebuah perusahaan besar mengalami kebangkrutan. Rata-rata masyarakat percaya perusahaan dengan skala besar tidak akan mengkin mengalami kebangkrutan. Namun, pada kenyataannya ada beberapa perusahan besar yang mengalami kebangkrutan seperti WorldCom yaitu perusahan terbesar kedua di Amerika Serikat. Pada tahun 2002 WorldCom dengan terpaksa menyatakan pailit setelah ketahuan melakukan kecurangan pada laporan keuangan.

Pada awalnya WorldCom merupakan perusahaan menyedia layanan telepon jarak jauh. Selama tahun 90an melakukan beberapa akuisisi terhadap perusahaan telekomunikasi lain yang kemudian meningkatakn pendapatan dari US $152 juta  pada tahun 1990 menjadi US $392 Milyar pada tahun 2001, yang pada akhirnya menenpatkan WordlCom pada posisi ke 42 dari 500 perusahaan lainya menurut majalah Fortune.

Latar Belakang Perusahaan

Long Distance Discount Services, Inc (LDDS) pada awalnya berdiri di Hattiesburg, Mississippi pada tahun 1983. Kemudian pada tahun 1985 Bernard Ebbers LDDS dipilih menjadi CEO nya. Perusahaan LDDS go public pada tahun 1989 melalui merger dengan Advantage Companies Inc, sejak saat itu nama perusahaan diganti menjadi LDDS WorldCom pada tahun 1995, dan kemudian diganti lagi menjadi WorldCom pada tahun 2003.

Pertumbuhan perusahaan WorldCom yang paling utama didorong oleh akuisisi terhadap perusahaan – perusahaan telekomunikasi lainnya yang terjadi selama tahun 1990an dan mencapai puncaknya dengan dengan mengakuisisi MCI pada tahun 1998. Diantaranya perusahaan yang bergabung atau dibeli oleh WorldCom adalah Advanced Communications Corp pada tahun 1992, Metromedia Communication Corp pada tahun 1993, Resurgens Communications Group pada tahun 1993, IDB Communications Group, Inc pada tahun 1994, Williams Technology Group, Inc pada tahun 1995, dan MFS Communications Company pada tahun 1996. 

Akuisisi MFS termasuk UUNET Technologies, Inc, yang telah diakuisisi oleh MFS lama sebelum merger dengan WorldCom. Pada Februari 1998, WorldCom melakukan pembelian online CompuServe yang merupaka pelopor dari perusahaan induk Blok H & R nya. WorldCom kemudian mempertahankan Compuserve. Divisi Layanan Jaringan, menjual layanan online untuk America Online dan menerima pembagian jaringan AOL & ANS. Pada tanggal 10 November 1997, WorldCom dan MCI Communications mengumumkan merger senilai $37 milyar untuk membentuk MCI WorldCom, sehingga hal ini menjadi merger terbesar dalam sejarah Amerika Serikat.

Pada tanggal 15 September 1998 perusahaan baru MCI WorldCom mulai dibuka untuk bisnis. Pada 5 Oktober 1999 Sprint Corporation dan MCI WorldCom mengumumkan perjanjian merger antara dua perusahaan sebesar $ 129 milyar. Namun pada tanggal 13 Juli 2000 dewan direksi dari kedua pihak perusahaan bertindak untuk mengakhiri merger. Hal ini karena mendapat larang dari pemerintah Amerika Serikat, sebab perjanjian kerjasama dua perusahaan telekomunikasi besar tersebut dianggap merupakan bagian praktik monopoli. Kini MCI WorldCom menamai dirinya dengan WorldCom tanpa Sprint Corp yang menjadi bagian dari perusahaan. Perusahaan dengan kode saham Wcom di bursa Nasdaq ini telah memiliki sekitar hamper 80.000 pegawai yang tersebar diseluruh dunia dan sebanyak 8.300 diantaranya adalah pegawai yang tinggal di Eropa, Timur Tengah dan Afrika.  

Skandal WorldCom

Pada awal tahun 2000 perusahaan komunikasi tersebut sudah mulai mengalami kemerosotan yang disebabkan oleh pendapatan mengalami penurunan dan utang semakin banyak.Nilai saham juga terus mengalami penurunan. Melihat kondisi tersebut Bernard Ebbers sebagai CEO, Scott Sullivan sebagai CFO dan David Myers sebagai auditor senior memutuskan mengambil langkah keluar dengan cara mengubah laporan keuangan. Ada dua cara yang mereka tempuh. Yang pertama, mereka membukukan ‘line cost‘ sebagai pemasukan, padahal pada kenyataannya merupakan pengeluaran. Dan yang kedua, mereka meningkatkan pendapatan dengan entri akun palsu yang ditulis sebagai “akun pendapatan perusahaan yang tidak teralokasi”. Dan dilaporkan sekitar $ 3,005 milyar telah salah diklasifiksi pada tahun 2001, sementara sisanya sekitar $ 797 juta pada triwulan pertama tahun 2002.berdasarkan data WorldCom $14,7 milyar pad tahun 2001 disajikan sebagai biaya.Dengan memindahkan akun beban kepada akun modal, WorldCom mampu menaikkan pendapatan atau laba. WorldCom mampu menaikan laba karena akun beban dicatat lebih rendah, sedangkan akun aset dicatat lebih tinggi karena beban kapitalisasi disajikan sebagai beban investasi. 

Dalam laporannya pada 25 Juni Worldcom mengakui bahwa perusahan mengklasifikasikan lebih dari $ 3,8 milyar untuk beban jaringan sebagai pengeluaran modal. Beban jaringan adalah beban yang dibayar oleh Worldcom kepada perusahaan lain untuk jaringan telekomunikasi, seperti biaya akses dan biaya pengiriman pesan bagi Worldcom. Dilaporkan sekitar $ 3,005 milyar telah salah diklasifiksi pada tahun 2001, sementara sisanya sekitar $ 797 juta pada triwulan pertama tahun 2002.berdasarkan data Worldcom $14,7 milyar pad tahun 2001 disajikan sebagai biaya.

Dengan memindahkan akun beban kepada akun modal, Worldcom mampu menaikkan pendapatan atau laba. Worldcom mampu menaikan laba karena akun beban dicatat lebih rendah, sedangkan akun aset dicatat lebih tinggi karena beban kapitalisasi disajikan sebagai beban investasi. Kalau hal itu tidak terdeteksi praktek ini akan berakibat pendapatan bersih yang lebih rendah dalam tahun-tahun brikutnya. Karena beban kapitalisasi jaringan tersebut akan didepresiasikan. Secara esensi beban kapitalisasi jaringan akan memungkinkan perusahaan untuk mengalokasikan biyanya dalam beberapa tahun dimasa depan, mungkin antara 10 tahun bahkan lebih. 

Staf akuntan Worldcom telah diwawancara sebelum tanggal 25 Juni. Pada Maret 2002 SEC meminta data dari perusahaan berupa item-item yang berhubungan dengan  Laporan Keuangan. Termasuk didalamnya :
  1. Komisi penjualan dan tagihan-tagihan yang bermasalah 
  2. Sanksi administrsi terhadap pendapatan yang berhubungn dengan pelanggan dalam skala besar 
  3. Kebijakan akuntansi untuk merger 
  4. Pinjaman kepada CEO 
  5. Integrasi sistem komputer Worldcom dengan MCI 
  6. Analisis ekspektasi pendapatan saham WC

Pada tanggal 1 Juli 2002 Worldcom mengumumkan bahwa akun cadangan di Worldcom juga diinvestigasi atau diperiksa. Perusahaan membuat akun ini untuk mengantisipasi kejadian-kejadian luar biasa yang tidak dapat diprediksi. Seperti utang pajak tahun depan. Seharusnyaakun ini tidak boleh dimanipulasi untuk memperoleh pendapatan. Pada 8 Agustus, Worldcom mengakui bahwa mereka telah menggunakan akun cadangan secara tidak benar. Dakwaan yang dilaporkan pada tanggal 28 agustus adalah bahwa akun cadangan dikurangi untuk menutupi biaya jaringan yang telah dikapitalisasi.

Skandal CEO Bernard Ebbers

CEO Bernard Ebbers menjadi sangat kaya dari kenaikan harga sahamnya di saham WorldCom umum. Namun, pada tahun 2000, industri telekomunikasi memasuki masa krisis yang menyebabkan WorldCom mengalami kemunduran serius, menyebabkan pemerintah AS melalui Departemen Kehakiman memaksa perusahaan ini untuk membatalkan rencana merger dengan Sprint pada pertengahan 2000. Pada saat itu, saham WorldCom menurun dan Ebbers berada di bawah tekanan tinggi dari bank untuk menutupi kewajiban kekurangan margin pada saham WorldCom-nya yang digunakan untuk membiayai jenis usaha yang lainnya, seperti kayu, kapal pesiar. 

Oleh karena itu selama tahun 2001, Ebbers membujuk para dewan direksi WorldCom untuk memberinya kredit korporasi dan jaminan lebih dari AS $ 400 juta untuk menutupi kewajiban margin tersebut. Permohonan ini dikabulkan karena para dewan direksi berharap bahwa pinjaman yang diminta CEP Ebbers tersebut akan mencegah Ebbers untuk menjual sejumlah besar saham WorldCom pada akhirnya akibat tekanan di harga pasar saham yang kian anjlok. Namun, akhirnya strategi ini gagal dan Ebbers digulingkan sebagai CEO pada bulan April 2002 dan digantikan oleh John Sidgmore, mantan CEO UUNET Technologies, Inc.

Skandal akuntansi didalam tubuh perusahaan ini sendiri dimulai sejak pertengahan tahun 1999 dan terus berlanjut hingga Mei 2002. Dibawah Bernard Ebbers (CEO), Scott Sullivan (CFO), David Myers (Pengawas) dan Buford "Buddy" Yates (Direktur Jenderal Akuntansi) memanipulasi laporan akuntansi perusahaan, membuat laporan akuntansi palsu untuk menutupi pendapatan WorldCom yang hakikatnya mengalami penurunan dengan membuat gambar pertumbuhan keuangan dan profitabilitas palsu untuk menopang harga saham WorldCom di pasar saham. Penipuan itu dilakukan terutama dalam dua cara : 

  1. Underreporting 'line cost` (biaya interkoneksi dengan perusahaan telekomunikasi lainnya) dengan memanfaatkan biaya-biaya pada neraca daripada fakta pengeluaran mereka. 
  2. Menggelembungkan pendapatan dengan memasukkan catatan akuntansi palsu dari "alokasi dana perusahaan yang belum diisi". 

Pada tahun 2002, sebuah tim audit internal WorldCom bekerja secara rahasia, menyelidiki dan menggali kemana alokasi dana perusahaan yang hilang sebesar $ 3,8 milyar. Hingga pada akhirnya, mereka menemukan jawabannya bahwa dana perusahaan tersebut telah diselewengkan oleh CEO dan rekan-rekan kerjanya untuk memperkaya diri mereka sendiri diluar standar pendapatan seharusnya. Segera kemudian komite audit perusahaan dan dewan direksi diberitahu oleh para audit mengenai masalah penipuan akuntansi ini. Tidak lama kemudian, mereka segera memanggil dan memecat CFO Scott Sullivan, dan David Myers segera mengundurkan diri. Kemudian pada tahun 2001, Arthur Andersen dan US Securities and Exchange Commission (SEC) meluncurkan sebuah investigasi masalah ini pada tanggal 26 Juni 2002. Sehingga pada akhir tahun 2003, diperkirakan bahwa total aset perusahaan ini ternyata telah diselewengkan oleh CEO mereka sekitar $ 11 miliar. 

Akibat masalah besar yang diakibatkannya, pada 15 Maret 2005 Bernard Ebbers dinyatakan bersalah dari semua tuduhan, karena telah terbukti melakukan kecurangan, konspirasi dan pengajuan dokumen palsu dengan regulator-semua terkait dengan skandal akuntansi AS $ 11 miliar di perusahaan telekomunikasi yang dia dirikan. Dia dijatuhi hukuman 25 tahun penjara.Pejabat WorldCom lainnya seperti mantan CFO Scott Sullivan dituntut dengan hukuman pidana dalam kaitannya pada tanggal 2 Maret 2004 untuk tuduhan penipuan sekuritas, konspirasi dan mengajukan laporan palsu. Sedangkan mantan pengawas keuangan David Myers juga telah mengaku bersalah atas penipuan sekuritas, konspirasi untuk melakukan penipuan sekuritas, dan mengajukan laporan palsu pada tanggal 27 September, 2002. Mantan direktur akuntansi Buford Yates juga telah mengaku bersalah atas konspirasi dan tuduhan penipuan pada 7 Oktober , 2002). Mantan-mantan manajer akuntansi Betty Vinson dan Troy Normand juga mengaku bersalah atas konspirasi dan penipuan sekuritas pada tanggal 10 Oktober 2002.

Pada 13 Juli 2005 Bernard Ebbers menerima hukuman yang akan membuat dia dipenjara selama 25 tahun. Pada saat vonis dijatuhkan, Ebbers telah berusia 63 tahun.Pada tanggal 26 September 2006, Ebbers menyerahkan diri ke Biro Penjara Federal penjara di Oakdale, Louisiana, Federal Lembaga Pemasyarakatan Oakdale untuk mulai menjalani hukuman.  

Pihak yang Terkait Skandal WorldCom

A. Bernard Ebbers
Sebagai CEO WorldCom, Bernard Ebbers meminjam uang kepada perusahaannya untuk membeli saham WorldCom. Namun, kenyataannya uang perusahaan tersebut digunkan untuk kepentingannya sendiri bukan untuk membeli kembali saham WorldCom.

B. Cybthia Cooper
Salah satu auditor internal WorldCom danmenjabat sebagai vice presiden yang mengetahui adanya sesuatu yang tidak beres dengan laporan keuangan WorldCom.

C. Athur Endersen
Sebagai Auditor Eksternal Independen merupakan pihak yang seharusnya menjungjung tinggi independensi, dan profesionalisme, telah melakukan pelanggaran kode etik profesi dan ingkar dari tanggungjawab terhadap profesi maupun masyarakat dengan tidak melaporkan temuan audit yang dimanipulasi oleh WorldCom. Arthur Andersen sebagai Auditor Eksternal Worldcom. Dia menyetujui tindakan manipulasi karena : 

  1. Tidak adanya integritas dalam praktik audit Arthur Andersen, sehingga kecurangan yang dilakukan tidak diungkapkan dalam opini auditor.
  2. Adanya hubungan antara Arthur Andersen dengan Sullivan dan Myers yang merupakan pekerja di KAP Arthur Andrsen sebelum bergabung dengan WorldCom. 

Arthur Andersen menyulap biaya sewa yang seharusnya merupakan biaya operasional rutin yang akan mengurangi pendapatan pada tahun yang sama menjadi biaya investasi, sehingga bisa disebar untuk jangka 10 tahun. Biaya yang disulap oleh WorldCom per kuartalnya sebesar US$ 500-800 juta. 

Dengan manipulasi data seperti ini, WorldCom bisa melaporkan laba bersih US$ 1,4 miliar pada kuartal I/2001 dan US$ 172 juta pada kuartal I/2002. Padahal, kalau manajemen WorldCom melaporkan apa adanya, selama lima kuartal rapornya akan merah. Inilah informasi yang menyesatkan para investor dan kreditor.

D. Scott D. Sullivan
Sebagai CFO WorldCom, dengan sengaja telah memasukkan US$ 3,85 miliar (dari total biaya sewa jaringan yang pada 2001 saja mencapai US$ 8,12 miliar) ke pos yang tak seharusnya.

E. Dewan Direksi 
Menyetujui pemberian pinjaman dana lebih dari $408 juta kepada Ketua dan Mencegah manipulasi yang dilakukan manajemen.

F. Staff Akuntan WorldCom
Dalam hal ini akuntan WorldCom sangat berperan aktif dalam skandal yang terjadi.Berikut adalah beberapa alasan akuntan Worldcom mau diajak bekerja sama dalam memanipulasi laporan keuangan yaitu :

  1. Money : Adanya iming-iming uang dan bonus yang besar bagi para akuntan jika mereka mau bekerja sama dengan pihak manajemen untuk memanipulasi laporan keuangan.
  2. Pressure : Adanya tekanan dari atasan untuk memanipulasi laporan kaunagan. Yangmana jika tidak dituruti akan mengakibatkan para akuntan dipecat.
  3. Culture : Budaya perusahaan, yang menghalalkan segala cara untuk dapat memperoleh penghasilan, agar perusahaan tetap terlihat baik dimata publik dan harga saham perusahaan tidak turun drastis. 
  4. Internal Controll : Lemahnya pengendalian internal perusahaan, sehingga tindakan manipulasi dan kecurangan dapat terjadi dalam perusahaan. 
  5. Chance : Adanya kesempatan untuk memanipulasi LK worldcom, dimana dalam hal ini semua pihak dari manajemen puncak hingga staf akuntansi dapat diajak bekerja sama untuk memanipulasi LK perusahaan.
  6. Etika : Kurangnya etika profesi akuntansi, para akuntan yang bekerja di worldcom tidak berpegang teguh pada etika profesi akuntansi ataupun GAAP, sehingga mereka bersedia untuk melakukan tindakan yang melanggar kegiatan kode etik profesi akuntansi.
G. Mr. Cooper 
Ketua komite audit mempertanyakan mengenai beban operasi sebagai biaya modal. Bukan hanya biaya akan tetapi pengakuan belanja modal digunakan untuk meningkatkan laba. 
H. Mr Buford "Buddy" Yates Memasuki pengakuan bersalah untuk penipuan sekuritas dan konspirasi dan setuju untuk bekerja sama dalam pemalsuan laporan keuangan WorldCom.

I. David F. Myers
Memasuki pengakuan bersalah dengan tiga tuduhan kejahatan penipuan di September 26, 2002.


J. Wistle Blower
Whistle Blower berani maju untuk memberitahukan tentang kegiatan yang terjadi pada skandal worldom tersebut, yaitu Whistle Blower membocorkan kejahatan pihak internal perusahaan.

K. Manajemen WorldCom
Manajemen WorldCom dalam skandal WorldCom berperan dalam menggelembungkan angka pada periode berjalan dengan cara:

  1. Biaya jaringan yang telah dibayarkan pihak worldcom kepada pihak ketiga dipertanggungjawabkan dengan tidak benar. Dimana biaya jaringan yang seharusnya dibebankan dalam laporan laba rugi, oleh perusahaan dibebankan ke rekening modal. Hal ini mengakibatkan laba periode berjalan menjadi lebih besar dari laba yang sebenarnya didapat oleh perusahaan. Dengan cara ini worldcom mampu meningkatkan keuntungannya hingga $ 3.85 M 
  2. Dana cadangan untuk beberapa biaya operasional dinaikkan oleh perusahaan. Dana cadangan yang sudah terbentuk, nantinya akan dikurangi secara tidak benar oleh perusahaan untuk memanipulasi jumlah keuntungan yang diperoleh perusahaan pada periode berjalan. Dengan praktik ini, Worldcom berhasil memanipulasi keuntungannya sebesar $ 2 M.

Kode Etik yang Dilanggar

  • Dalam kasus WorldCom, Arhur Andersen selaku Auditor eksternal tidak menjalankan tugasnya sesuai dengan prosedur, karena tidak melaporkan laporan temuan audit yang telah dimanipulasi oleh perusahaan WorldCom.
  • Adanya hubungan Arthur Andersen dengan Scott D. Sullivan dan Myers yang merupakan pekerja KAP Arthur Andersen sebelum bergabung dengan WorldCom.
  • Rekayasa laporan keuangan milyaran dollar AS dapat terealisasi karena dibantu oleh pihak eksternal Arthur Andersen dan Staff akuntansi perusahaan WorldCom.
  • Beberapa SPE digunakan untuk menghasilkan keuntungan palsu, menyembunyikan kerugian, dan mengurangi biaya pada laporan keuangan.
  • CEO WorldCom menggunakan uang perusahaan untuk kepentingan pribadinya.




2 comments: